Polda Kaltim Bersyukur Masyarakat Kaltim Tidak Mudah Terprovokasi Isu Sara

BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Usia 73 tahun Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) merupakan usia yang matang untuk terus melakukan perbaikan, pembenahan, dan reformasi internal ke arah yang lebih baik, khususnya mewujudkan cita-cita Polri.

Sebagai Bhayangkari negara, Polri telah menjadi saksi dan pelaku sejarah dengan lika-liku perjalanan bangsa sejak zaman kemerdekaan sampai dengan era reformasi saat ini.

Di ulang yang ke 73 tahun ini menjadi sebuah refleksi sekaligus proyeksi bagi Polri untuk terus menegaskan tugas pokok mereka sebagai aparat kamtibmas, penegak hukum, juga pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat. Tujuannya agar kepercayaan masyarakat dapat terbangun (trust building) secara optimal.

Berbagai situasi sudah dialami oleh Polri di Sepanjang perjalanannya termasuk pengamanan pesta demokrasi April 2019 lalu. Kepercayaan pemerintah dan masyarakat sangat besar terhadap polri dalam menjalankan amanah undang-undang sehingga pesta demokrasi yang penuh dengan segala tantangan dan kendala dapat dijalankan dengan lancar.

Kapolda Kaltim Irjen Pol. Priyo Widyanto, menyatakan pelaksanaan pesta demokrasi di tahun 2019 sangat berbeda dengan pesta demokrasi sebelumnya. Banyak isu yang bermunculan salah satunya isu Agama. Di wilayah Kaltim, isu tersebut mampu disikapi secara bijak dan tidak mudah terprovokasi.

” Kita bersyukur masyarakat Indonesia, masyarakat Kalimantan Timur cukup dewasa sehingga perkiraan situasi yang diperkirakan sedemikian, tidak sampai menjadi rusuh yang berkepanjangan. Dan khususnya masyarakat Kalimantan Timur cukup dewasa dalam berpolitik sehingga tidak menjadi perhatian yang berlebihan semua berjalan lancar dan kondusif,” kata Kapolda (9/7/2019).

Lanjutnya, Polda Kaltim juga melakukan refleksi disemua direktorat. Kejahatan-kejahatan yang menjadi perhatian Nasional seperti peredaran Narkoba itu menjadi perhatian yang lebih,

” Tidak dipungkiri semenjak terbentuknya Polda Kaltara, itu sangat banyak membantu Polda Kaltim dalam memberantas peredaran Narkoba, “imbuhnya.

” Walau sekarang Kalimantan Timur hanya pintu perlintasan dan perdagangan. Tetapi Ditresnarkoba Polda Kaltim juga melakukan, upaya upaya untuk penangkapan peredaran penjualan narkoba. Bukan karena tingginya, tapi keaktifkan dari jajaran kepolisian menangkap walau hanya paket kecil tapi angkanya dalam kuantitas tinggi, ” ujar Priyo.

Sedangkan terkait kasus terorisme menurut Prio perlu adanya kesadaran masyarakat untuk sama-sama menjaga lingkungan dari bahaya terorisme.

“Memang ada beberapa kali penangkapan oleh Densus Polda Kaltim tetapi itu bukan untuk perencanaan di wilayah kaltim, melainkan merupakan jaringan atau kelompok. Semakin masyarakat punya kepedulian terhadap pendatang yg baru yang dicurigai, penyebaran agama yang radikal itu akan mempersempit ruang gerak mereka,” terangnya.

Sementara untuk Kejahatan konvensional seperti curas curanmor, di Kaltim perbandingannya lebih rendah dari sebelumnya. Tetapi itu tetap menjadi atensi Kapolda Kaltim Irjend Pol. Priyo Widyanto.

Kapolda meminta agar tetap waspada karena tidak selamanya wilayah yang dianggap aman akan selamanya aman dan malah bisa menjadi sarang curanmor yang gampang karena masyarakatnya beranggapan tidak mungkin dicuri.

“Salah satu upaya mengurangi curanmor, dengan cara memberikan edukasi terhadap masyarakat agar membeli kendaran secara lengkap, sehingga susah untuk diperjual belikan. Dan perlu diketahui, bahwa kejahatan konvensional turun dari tahun 2018 diPolda Kaltim,”tutur Kapolda.

Sedangkan kegiatan ilegal mining di Kalimantan Timur memang menjadi salah satu perhatian oleh Polda Kaltim, menurut Priyo, penanganan kasus Ilegal mining memang perlu adanya keseriusan dari seluruh pihak serta harus adanya kesadaran semua pihak. Mengenai dugaan adanya keterlibatan petugas kepolisian, dalam Ilegal mining Priyo meminta masyarakat melaporkan hal itu jika ada anggotanya terlibat.

“Jika ada pihak aparat kepolisian terlibat dalam tambang, akan kami tindak tegas dan proses,” tegasnya.

Selain itu, yang sangat diperhatikan di wilayah hukum Kalimantan Timur adalah Konflik horizontal yang merupakan salah kerawanan. Namun Polda Kaltim mempunyai hubungan yang sangat baik dari semua etnis, lembaga pemberdayaan , toko-tokoh, hingga pejabat Provinsi Kalimantan Timur.

“Kunci dari kerukunan dan harmonis itu bagaimana kita dapat merangkul tokoh-tokon dan semua etnis untuk sekedar silaturahmi dan