Ribuan Warga Saksikan Ritual Upacara 1 Suro di Petilasan Raja Kediri Prabu Sri Aji Joyoboyo 

BA¦Ribuan warga menyaksian ritual upacara 1 Suro di Petilasan Raja Kediri Prabu Sri Aji Joyoboyo, di Desa Menang, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri, Sabtu, Kamis (21/9/2017).

Dalam acara ritual itu diikuti oleh ratusan peserta kirab. Para peserta berjalan mulai di pendopo Kantor Desa Menang menuju ke lokasi petilasan Prabu Sri Aji Joyoboyo. Para peserta memakai adat pakaian jawa.

Salah satu diantara peserta membawa pusaka Kyai Bima. Pusaka tumbak Kyai Bima ini adalah salah senjata andalan di masa itu. Dan sebagian peserta juga membawa payung Songsong Buwono. Sesampainya di petilasan Prabu Sri Aji Joyoboyo melakukan ritual bersama juru perawat.

Dalam ritual itu hadir juga keluarga besar yayasan Hontodento. Keluarga besar yayasan Hontodento dari Yogyakarta ini pertama kali merilis upacara ritual satu Suro di Petilasan Prabu Sri Aji Joyoboyo yang di mulai sejak tahun 1976. Dan kemudian diserahkan ke pihak desa hingga saat ini ritual upacara terus dilaksanakan.

Dalam upacara itu juga melakukan tabur bunga yang dilakukan oleh 16 perempuan remaja yang masih belum menstruasi. “Setelah acara ritual di Petilasan Prabu Sri Aji Joyoboyo para peserta dilanjutkan ke Sendang Tirto Kamandanu,” tutur Suratin.

Upacara ritual satu Suro di Petilasan Prabu Sri  Aji Joyoboyo, menurut Suratin adalah hubungan manusia dengan alam goib. Peninggalan sejarah ini terus dibudayakan terus menerus hingga saat ini. Meski demikian dalam upacara ritual itu menurut keyakinan masing-masing.

“Upacara ritual ini sejak dulu diikuti berbagai agama. Dan hingga sekarang terus dilakukan,” terang Suratin.

Diungkapkan Suratin, Prabu Sri Aji Joyoboyo ini terkenal dengan jangkanya yang mengetahui kejadian di masa akan datang. Prabu Sri Aji Joyoboyo ini merupakan Raja Kediri di abad ke 10. Bahkan ramalam Jangka Prabu Sri Aji Joyoboyo sudah banyak terbukti.

“Sang Prabu Sri Aji Joyoboyo ini adalah Raja Kediri yang terkenal dengan ramalan di masa yang akan datang. Dan nama itu Jangka Joyoboyo,” ungkap Suratin juru perawat pemandian Sendang Tirto Kamandanu. (gar)