
BA¦Budi Santoso, Kepala Desa Turus Kecamatan Gurah Kabupaten Kediri bertekad meningkatkan perekonomian di desanya. Untuk mewujudkan itu ia harus bekerja keras.
Pria berusia 48 tahun ini membuat terobosan baru dengan cara bercocok tanam yang cukup unik dan tidak menanggung resiko kerugian yang cukup besar.
Bapak 2 anak ini membuat pola penanaman tumbuhan yang dapat dilakukan di luar tanah, yaitu teknik hidroponik.
Hidropoik sendiri sebenarnya adalah budidaya tanaman dengan penanaman di dalam air (memanfaatkan air). Hasilnya, tanaman hidroponik ini sangat segar.
“Tanaman ini kusus sayuran dan buah. Saat ini saya sudah menanam seperti sawi, seledri, selada, terong dan cabe serta beberapa lagi tanaman,” tutur Budi Santoso, Rabu (20/9/2017).
Untuk melakukan penanaman dengan pola hidroponik ini menggunakan paralon dan botol air mineral. Pola penanaman hidroponik ini menurutnya dapat dilakukan di lahan yang sempit di pemukiman warga.
“Saya sudah melakukan percobaan dan hasilnya sangat memuaskan. Nantinya tanaman ini akan saya terapkan kepada warga,” terang Budi.
Hidroponik ini membutuhkan nutrisi. Dan untuk mendapatkan nutrisi ia membuat pupuk sendiri yang melibatkan para pemuda karang taruna. Umur tanaman hidroponik ini satu bulan.
“Ada proses benih ditanam di rockwull. Kemudian benih itu muncul baru ditaruh di lubang paralon. Airnya dan nutrisi harus stabil supaya hasil panennya memuaskan,” ungkap Kades Turus.
Untuk mengantisipasi hama yang menyerang di tanaman itu ia menggunakan pengobatan organik. Organik bukan untuk membunuh tapi untuk mengusir. Jadi untuk melakukan penanaman pola hidroponik mengurangi resiko kerugian tinggi.
“Sudah ada yang mencoba pola tanaman hidroponik, saudara saya, teman kepala desa dan guru sekolahan serta beberapa warga. Namun saya damping cara melakukannya. Dan saya terbuka membuka lebar untuk belajar bersama,” paparnya. (gar)